Sabtu, 16 Juli 2011

KD: Memahami Puisi yang Disampaikan secara Langsung / Tidak Langsung


Ringkasan Materi:                 
Tema puisi bermacam-macam, ada yang mengupas masalah religius atau ketuhanan, heroisme atau kepahlawanan, romantisme atau percintaan, sosial atau kemasyarakatan, termasuk di dalamnya humanisme atau kemanusiaan. Pada umumnya tema puisi dinyatakan penyairnya dengan cara tersirat (Suharianto, 1982).
Puisi-puis karya W.S. Rendra banyak mengupas kehidupan sosial masyarakat, misalnya Balada Terbunuhnya Atmo Karpo, Blouse untuk Bonnie, dan Bersatulah Pelacur-Pelacur Ibu Kota. Puisi-puisi Amir Hamzah banyak menggabarkan romantisme dan religius jiwa sang penyair yang begitu merindukan kekasihnya dan Kekasih Sejati, yakni Tuhan lewat Sebab Dikau, PadaMu Jua, dan Pertemuan. Puisi-puisi Toto Sudarto Bachtiar banyak mengupas sisi kemanusiaan lewat sajak-sajaknya Pengembara II, Jembatan Tua, dan Gadis Peminta-Minta.
Ditinjau dari kata-kata dan makna kata yang digunakan, puisi dibedakan atas: (1) Puisi diaphan (prosais) yaitu puisi yang kata-katanya sangat terbuka, tidak mengandung pelambang atau kiasan; dan (2) Puisi prismatis yaitu puisi yang menggunakan kata-kata sebagai lambang-lambang atau kiasan. Sedangkan ditinjau dari isinya, kita mengenal jenis puisi seperti balada, elegi, roman, ode, himne, dan satire.
Balada adalah sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan, kadang-kadang dinyanyikan, kadang-kadang berupa dialog. Berikut adalah contoh puisi jenis Balada.
Tukang Kebun
Betapa sering di sore hari
Kami berjumpa di pojok jalan ini
Menyajikan senyum dia menghormati mesra sekali
Sambil mengetam bunga-bunga; Apa kabar saudara?
            Kemudian kami jarang berjumpa
            Hidupku disibuki zaman yang sukar ini
            Tapi penggantinya tadi menuding ke arah sana
            Bawah cemara kini kuburnya alangkah sunyi
                                                                                    (Mansur Samin)
            Elegi adalah syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita (khususnya pada peristiwa kematian). Puisi roman banyak mengungkapkan sedu sedan penyairnya dan biasanya berisi ungkapan kerinduan pada kekasih. Puisi jenis ode merupakan sajak lirik untuk menyatakan pujian terhadap seseorang, benda, peristiwa yang dimuliakan, dan sebagainya. Himne adalah nyanyian pujian (untuk Tuhan dan sebagainya); sering disebut juga dengan gita puji. Sedangkan puisi satire adalah puisi yang menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang.
Untuk dapat menangkap maksud sebuah puisi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat parafrasenya, yaitu mengubah puisi tersebut ke dalam bentuk beberan atau paparan. Berikut adalah contoh parafrase dari puisi berjudul  Karangan Bunga karya Taufiq Ismail.
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu

”Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi”.
                                                (Tirani, Taufiq Ismail)
Parafrase puisi di atas lebih kurang sebagai berikut:
Pada suatu sore, datanglah tiga orang anak kecil ke Salemba dalam langkah malu-malu. Mereka menyerahkan sebuah karangan bunga yang berpita hitam sebagai tanda ikut berduka cita terhadap kakak mereka (orang yang mereka anggap kakak), yang telah ditembak mati pada siang hari itu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar